BIOGRAFI ALHASAN ALBASHRI
Sekarang kita bersama dengan salah seorang yang mau mengamalkan ilmunya Imam para tabi'in, ucapannya seperti ucapan para nabi, mampu menjiwai ilmu dalam dirinya sehingga setiap kata yang diucapkannya adalah hikmah.
Abu Nu'aim berkata, "Di antara para tabi'in itu ada yang menjadikan takut dan rasa sedih sebagai teman, berkawan dengan kesusahan dan kehidupan yang keras serta sedikit tidurnya. Dialah Abu Said Al-Hasan bin Abi Al-Hasan, seorang yang ahli fikih dan zuhud, tekun beribadah dan dermawan, sangat menjauhi gemerlapnya dunia dengan segala keindahannya serta menjauhi syahwat dan menghalaunya jauh-jauh hingga tidak kembali."
Adz-Dzhabi berkata, "Dia adalah seorang yang banyak kebaikannya dan baik seorang yang baik pula tabiatnya. Dia adalah pelopor dibidang hadits, balaghah, Al-Qur'an dan tafsimya serta cabang-cabang ilmu yang lain. Dia juga adalah imam bagi para mujtahid, banyak membaca, pandai memberikan nasehat dan peringatan, mampu menahan amarah dan ahli ibadah, zuhud dan jujur serta mempunyai sifat yang pemberani."
Dia adalah seorang lelaki yang menyenangkan, berperawakan ideal, panjang umur dan dia banyak menghabiskan hidupnya dalam pencarian ilmu dan mengamalkannya.
Salah seorang puteranya berkata, "Ayah berumur 88 tahun, Allah selalu menjaganya dari fitnah dan tidak takut dengan fitnah yang terjadi pada Ibnu Al-Asy-Ats. Dia lebih senang menjalani kehidupan dengan kewara'an, melarang kaum muslimin untuk bergabung dengan kelbmpok Ibnu Al-Asy'ats begitu juga dengan pasukan Al-Hajjaj Ats-Tsaqafi, sehingga dia memerintahkan kepada semua kaum muslimin untuk menjauhi kedua kelompok tersebut. Inilah kewajiban seorang muslim dalam menghadapi fitnah.
Dia melihat bahwa apa yang dilakukan Al-Hajjaj Ats-Tsaqafi merupakan hukuman dari Allah, walaupun begitu dia melarang kaum muslimin untuk melakukan tindakan anarkis, memeranginya dengan mengangkat senjata.
Karena, jika mereka mengembalikan semua fitnah yang terjadi itu kepada Allah, maka Allah akan berkenan menghapuskan kezhaliman orang-orang zhalim itu dan memberikan solusi yang terbaik. Iika mereka melakukan tindakan anarkis yang menyulut peperangary maka usaha mereka itu tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali ribuan nyawa yang berguguran."
Kaum muslimin pastinya memerlukan banyak bacaan tentang kehidupan dan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Imam Al-Hasan Al-Bashri dan mengambil manfaat serta pelajaran yang dapat diperoleh.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah ffi, sebagai Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam.
1. Nama, Kelahiran dan Sifat-sifatnya
Namanya: Al-Hasan bin Abi Al-Hasan bernama Yasar Al-Bashri Abu Said, budak Zaid bin Tsabit. Ada yang menyebutkan, "Budak Jabir bin Abdullah." Yang lain mengatakan, "Budak Jumail bin Quthbah bin Amir bin Hudaidah."
Selain itu ada yang mengatakan, "Budak Abu Al-Yasar sedang ibunya adalah budak Ummu Salamah, isteri Rasulullah."
Dan, ada yang mengatakan bahwa Yasar adalah ayah Al-Hasan dan Yasar adalah seorang tawanan dari Misan.
Kelahirannya: Al-Hasan dilahirkan dua tahun sebelum Khalifah Umar bin Al-Khathab yang meninggalkan jabatannya sebagai syahid (karena pembunuhan)."
Sifat-sifatnya: Muhammad bin Sa'ad berkata, "Al-Hasan adalah orang yang suka melakukan shalat berjamaah, banyak ilmu pengetahuan, terhormat, ahli fikih, dapat dipercaya, pandai berdebat, ahli ibadah, berperawakan sempuma, fasih berbicara dan tampan mempesona."
Adz-Dzahabi berkata, "Dia adalah seorang lelaki yang berperawakan sempuma, indah penampilannya dan termasuk dari golongan orang-orang yang pemberani."
Dari Al-'Awwam bin Hausyab, dia berkata, "Aku tidak bisa menyamakan Al-Hasan kecuali dengan seorang nabi."
Dari Syu'bah, dia berkata, "Aku pernah melihat Al-Hasan sedang memakai surban hitam."
Dari'Ashim bin Sayar Ar-Ruqasyi, dia berkata, "Budak perempuan AlHakam telah memberitahukan kepadaku, dia berkata, "Al-Hasan sering datang menemui Haththan bin Abdullah Ar-Ruqasyi. Aku belum pemah rnelihat pemuda yang lebih tampan wajahnya dari Al-Hasan."
2. Sanjungan Para Ulama Terhadapnya
Dari Abu Burdah, dia berkata, "Aku belum pemah melihat seorang pun yang menyerupai para sahabat Rasulullah kecuali dia."
Dari Humaid bin Hilal, dia berkata, "Abu Qatadah telah berkata kepada kami, "Patuhilah (bergurulah dengan) orangtua ini, karena aku belum pemah melihat seorang pun yang menyerupai pendapat Umar bin AlKhathab kecuali dia.”
Dari Anas bin Malik, dia berkata, "Bertanyalah kepada Al-Hasan, karena dia orang yang kuat hafalannya, sedang kami terkadang lupa."
Dari Ayyub, dia berkata, "Jika Al-Hasan telah mengucapkan suatu perkataan, sepertinya mutiaralah yang terucap. Akan tetapi perkataan yang keluar dari kaum sesudahnya, bagaikan muntahan orang sakit."
Ibnu Sa'ad berkata, "Dia baru datang dari Makkah, orang-orzrng pun menyambutnya dan mempersilahkannya duduk di atas ranjang. Ketika mereka telah berkumpul mengelilingSnya, dia kemudian memberikan ceramah kepada mereka. Di antara orang yang hadir dalam majelisnya tersebut adalah Mujahid, 'Atha', Thawus, dan Amr bin Syu'aib. Mereka atau sebagian mereka berkata, "Aku sama sekali belum pemah melihat orang seperti dia."
Dari Qatadah, dia berkata, “Jika ilmu Al-Hasan dikumpulkan dan dibandingkan dengan ilmu siapapun, pasti ilmu Al-Hasan lebih utama, hanya saja jika dia menemui kesulitan, dia menulisnya dan menanyakannya kepada Said bin Al-Musayyib."
Al-Ayyub As-Sakhtiani berkata, "Ada seorang yang duduk bersama dengan Al-Hasan dan menanyakan tiga perkara kepadanya, semua perkara yang ditanyakan merupakan wibawa bagi Al-Hasan (karena bisa menjawab dan memuaskan sang penanya)."
Mu'adz bin Mu'adz berkata, "Aku berkata kepada Al-Asy'ats, "Anda telah bertemu dengan 'Atha' dan Anda sedang memPunyai persoalan, tidakkah Anda menanyakan masalah tersebut kepadanya?" Dia berkata, "Aku belum pernah bertemu dengan seseorang setelah Al-Hasan, kecuali kecil dalam pandanganku (dari segi ilmu pengetahuannya)."
Qatadah berkata, "Aku belum pemah belajar dengan seseorang yang ahti fikih kecuali aku melihat kelebihan AI-Hasan atas yang lain."
Dari Al-Asy'ats bin Sawwar, dia berkata, "Aku ingin pergi ke Bashrah menemui Al-Hasan, lalu aku menanyakan tentang Al-Hasan terlebih dahulu kepada Asy-Sya'bi. Aku bertanya, "Wahai Abu Amr, sesungguhnya aku sangat berkeinginan pergi ke Bashrah." Dia bertanya, " Apa yang ingin kamu lakukan di Bashrah?" aku berkata, "Aku ingin bertemu dengan Al-Hasan, beritahukanlah kepadaku ciri-cirinya."
Dia berkata, "Ya Baiklah aku akan menyebutkan ciri-cirinya; jika kamu sudah berada di Bashrah, masuklah di masjid Bashrah, lalu pandangilah lingkungan di sekitarmu (dalam masjid); jika kamu menemukan seorang lelaki yang berada di masjid dan tidak ada orang lain sepertinya atau kamu tidak melihat yang menyerupainya, maka pastikan bahwa itulah AlHasan."
Al-Asy'ats berkata, "Kemudian aku masuk masjid di Bashrah, aku tidak menanyakan kepada seorangPun tentang Al-Hasan hingga akhirnya aku langsung duduk menemuinya seperti yang disebutkan Asy-Sya'bi."
Dari Khalid bin Shafwan, dia berkata, "Aku bertemu dengan Maslamah bin Abdul Malik, dia berkata, "Beritahukanlah kepadaku tentang Al-Hasan salah seorang warga Bashrah." Aku berkata, "Semoga Allah memberikan kebaikan kepada Amirul Mukminin."
Selanjutnya aku berkata, "Aku beritahukan kepada Anda bahwa aku adalah tetangganya yang dekat, orang-orang yang menghadiri pengajiannya sangat ramai, antara perkataan dan perbuatannya tidak ada bedanya, dan dia selalu mengamalkan apa yang dinasehatkanya. Jika dia memerintahkan kepada warga untuk melakukan kegiatan amal, maka dia adalah orang pertama yang melakukannya. Jika dia melarang tentang sesuatu, pasti dia adalah orang pertama yang meninggalkannya. Aku melihat dia orang yang tidak banyak bergantung kepada orang lain walaupun banyak orang yang membutuhkan dirinya."
Maslamah berkata, "Wahai Khalid, cukuplah, bagaimana mungkin suatu kaum tersesat sedang orang seperti dia berada di antara mereka?"
Dari Al-A'masy, dia berkata, "Al-Hasan Al-Bashri adalah seorang yang ahli dalam ilmu hikmah hingga dia sangat piawai mengucapkannya. fika perkataannya itu disebutkan kepada Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin AlHusain, maka Abu Ja'far berkata, "Itu adalah perkataan yang hampir mirip dengan ucapan para nabi."
3. lbadah, Rasa Takutnya Kepada Allah dan Kesedihan yang Menimpanya
Ibrahim bin Isa Al-Yasykari berkata, "Aku belum pemah melihat seorang pun yang lebih lama (bisa merasakan) sedih daripada Al-Hasan, aku melihatnya sebagai orang yang menjadi pembicaraan umum karena musibah yang menimpany."
As-Sari bin Yahya berkata, "Al-Hasan sering melakukan puasa AlBidh (pada tanggal L3, 14 dan 15 di setiap bulan Qamariyah) , pada Asyhur AlHurum (bulan-bulan yang dihormati; 4 bulan) dan di setiap hari Senin dan Kamis."
Dari Syu'aib, salah seorang teman Ath-Thayalisi, dia berkata, "Aku melihat Al-Hasan adalah seorang yang sering membaca Al-Qur'an dengan meneteskan air mata hingga membasahi jenggotnya."
Dari Yunus, dia berkata, "Al-Hasan adalah orang yang selalu bersedih, lain halnya dengan Ibnu Sirin yang selalu penuh canda dan tawa."
Dari Mathar Al-Warraq, dia berkata, "Jabir bin Zaid adalah seorang lelaki warga Bashrah, ketiki Al-Hasan muncul, lalu seseorang datang kepadanya, maka sepertinya dia berada ada di akhirat, karena Al-Hasan memberitahukan apa yang dapat dilihat dan benar-benar nyata."
Dari Hisyam bin Al-Hasan, dia berkata, "Sesungguhnya dia adalah seorang mukmin yang selalu sedih pada waktu pagi dan sore hari, dia mudah merasakan sedih (karena Allah)."
Dari Muhammad bin Jahadah dari Al-Hasary dia berkata, "Jika ilmu pengetahuan telah sirna, maka yang tersish adalah berbagai macam kemungkaran. Apabila ada seorang mukmin yang tersisa, maka dia akan bersedih."
4. llmu Pengetahuannya
Qatadah berkata, "Al-Hasan termasuk orang yang paling tahu tentang halal dan haram."
Dari Bakar bin Abdulah Al-Muzani, dia berkata, "Barangsiapa yang senang dan ingin melihat orang yang paling tahu di antara kami, maka lihatlah kepada Al-Hasan."
Dari Abu Hilal, dia berkata, "Aku saat itu sedang berada di kediaman Qatadah, kemudian berhembus berita meninggalnya Al-Hasan, lalu aku berkata, "Dia telah menyelami dan mendalami ilmu pengetahuan." Qatadah berkata, "Bahkan pengetahuan itu tumbuh darinya, menjiwainya dan selalu menyertainya. Demi Allah, tidak akan ada yang memusuhinya kecuali pendengki."
Dari Hajjaj bin'Arthah, dia berkata, "Aku pemah bertanya kepada 'Atha' tentang membacakan ayat-ayat AlQur'an unfuk ienazah, dia berkata, "Aku belum pemah diajari dan belum pemah mendengar bahwa beliau ffi p"ttt"f, membacakan Al-Qur'an kepada jenazah." Aku berkata, "Sesungguhnya AlHasan pemah berkata, "Beliau ffi membacakannya."'Atha' berkata, "Anda harus mengambil pendapat itu, karena dialah imam yang besar dan berhak untuk. diikuti."
Dari Abu Said bin Al-A'rabi, dia berkata, "Biasanya kebanyakan kaum lelaki yang senang beribadah di antara kami selalu mendatangi Al-Hasan dan mendengarkan ceramahnya, mereka begitu intens mengikuti petuahpetuahnya. Amr bin Ubaid dan Abdul Wahid bin Zaid termasuk di antara mereka yang selalu hadir.
Al-Hasan mempunyai majelis pengajian yang khusus di rumahnya. Dalam pengajian ini, dia lebih banyak membahas tema-tema kezuhudan dan ibadah serta tentang ilmu-ilmu kebathinan sufi. Jika ada di antara para jamaah yang hadir menanyakan kepadanya tentang selain tema di atas (politik misalnya), maka dia akan menutupnya dengan berkata, "Kita bersama-sama membuat kelompok ini bersama dengan saudara-sudara kita di sini hanya untuk saling mengingatkan."
Adapun pengajiannya di masjid, banyak membicarakan tentang hadits, fikih, ilrnu-ilmu Al-Qur'an, bahasa dan beberapa cabang ilmu lainnya. Dalam pengajian ini, mungkin saja seorang jamaah menanyakan tentang sufi dan yang lain dan pasti dia mau menjawabnya.
Mereka yang hadir terbagi dalam beberapa kelompok; ada yang senang hadits, Al-Qur'an dan Ilmu Balaghah, Al-Badi' dan Al-Bayan, ada yang senang dengan masalah keikhlasan dan ilmu-ilmu yang sifatnya khusus.
Seperti Amr bin Ubaid, Abu Juhaim, Abdul Wahid binZaid, Saleh AlMariyy, Syumaith dan Abu Ubaidah An-Naji, mereka ini terkenal sebagai orang yang senang dengan llmu Hal (ilmu tentang ibadah)."
Dari Khalid bin Rabah, dia berkata, "Sesungguhnya Anas bin Malik pemah ditanya tentang suatu permasalahan, dia berkata, "Kalian sebaiknya bertanya kepada tuan Al-Hasan." Dia melanjutkan perkataannya, "Sesungguhnya kami telah mendengar dan dia juga mendengamya bersama kami, akan tetapi dia masih tetap hafal sedangkan kami sudah lupa."
Dari Qatadah, dia berkata, "Kami mendatangi Al-Hasan yang temyata dia sedang tidur. Di atas kepalanya terdapat bungkusan kain, lalu kami menariknya; ternyata isinya roti dan buah-buahan. Kemudian kami memakannya bersama-sama, saat itu pula dia terjaga dan melihat kami makan, tetapi dia malah senang dan tersenyam, dia lalu membaca sebuah ayat, "Atau di rumah kawan-knwanmu," (An-Nur: 61), maka tidak ada dosa bagi kalian."
5. Al-Hasan Al-Bashri dan Sikapnya Terhadap Fitnah lbnu Al-Asy'ats
Dalam peristiwa tragis itu, terlihat jelas bahwa Al-Hasan Al-Bashri menentang penyerbuan para Qurra' bersama Ibnu Al-Asy'ats terhadap AlHajjaj Ats-Tsaqafi. Akan tetapi, mereka bersi-keras melakukannya, bahkan mereka pun memaksanya untuk ikut berperang. Akan tetapi dengan rahmat dan kemuliaan-Nya, Allah telah menyelamatkannya setelah hampir saja dia terbunuh. Dan berikut ini sekilas kisah tragis tersebut.
Dari Sulaiman bin Ali Ar-Rub'i, dia berkata, "Ketika fitnah itu terjadi - fitnah Ibnu Al-Asy'ats yaitu ketika mereka memerangi Al-Hajjajbin Yusuf-, Uqbah bin Abdul Al-Ghafu, Abu Al-Jauza' dan Abdullah bin Ghalib berangkat menemui Al-Hasan, mereka berkata, "Wahai Abu Said, apa pendapat Anda jika kita memerangi orang zhalim ini, yang telah banyak mengalirkan darah dengan kebathilannya, mengambil harta dengan cara yang tidak sah, meninggalkan shalat dan masih banyak lagi?" Dia (perawi) berkata, "Mereka mengingatkan kepadanya tentang kerusakan yang telah dilakukan Al-Hajjaj dengan bala tentaranya.
Al-Hasan berkata, "Aku berpendapat, sebaiknya kalian tidak perlu memeranginya, karena jika fitnah yang dilakukan Al-Hajjaj itu adalah hukuman dari Allah ffi, maka kalian pun tidak akan dapat menghalangi hukuman A1lah itu dengan pedang dan kekuatan kalian. Dan, jika fihah AlHajjaj ini merupakan bencana atau cobaan, maka bersabarlah hingga Allah berkenan memberikan keputusan-Nya, karena Dialah Dzat yang Maha bijaksana."
Dia (perawi) berkata, "Mereka lalu keluar dari hadapan Al-Hasan sambil berkata, "Kami mengikuti pendapat yang bisa menjadi obat!"
Perawi berkata, "Mereka adalah orang-orang Arab."
Perawi berkata, "Mereka pun lalu berperang bersama Al-Asy'ats, dan mereka semuanya akhimya terbunuh."
Dari Al-Hasan, dia berkata, "jika orang-orang yang telah mendapat cobaan dari penguasanya mau bersabar, maka mereka akan bisa keluar dari cobaan itu. Akan tetapi, mereka lebih senang menyelesaikannya dengan pedang dan menggantungkan penyelesaian kepadanya (pemerintah yang zhalim). Demi Allah, mereka sama sekali tidak pemah lagi menikmati hari yang lebih baik."
Ibnu'Aun berkata, "Saat terjadi Fitnah Al-Asy'ats melawan Al-Hajjaj, di saat orang-orang (pengikut) Al-Asy'ats mengalami kekalahan, tentara AlHajjaj berkata, "Seret keluar orangtua ini -maksudnya Al-Hasan-." Ibnu Aun berkata, "Aku melihatnya berada di tepi sungai, saat itu Al-Hasan memakai surban hitam." Ibnu'Aun berkata, "Al-Hajjaj terlupa dengan Al-Hasan, dan kesempatan ini dimanfaatkan Al-Hasan untuk melarikan diri dengan menceburkan dirinya ke sungai, hingga akhirnya Allah ffi berkenan menyelamatkannya, setelah hampir saja dia terbunuh."
Dari Salam bin Abi Adz-Dzayyal, dia berkata, "Ada seorang lelaki bertanya kepada Al-Hasan, dia dan beberapa warga syam mendengarkarurya, lelaki itu berkata, "wahai Abu said, apa pendapat Anda tentang fitnah seperti yang terjadi pada Yazid bin Al-Mahlab dan Ibnu Al-Asy'ats?" Dia berkata, "|anganlah kalian mengikuti kelompok yang satu dan juga kelompok yang lain." Kemudian lelaki itu berkata, "Wahai Abu Said, apakah juga kepada Amirul Mukminin?" dia berkata, "Ya tidak juga dengan Amirul Mukminin".
Dari Abu 'Aun, dia berkata, "Muslim bin Yasar adalah seorang yang lebih dimuliakan oleh penduduk Bashrah dibanding Al-Hasan, hingga dia ikut bersama dengan Ibnu Al-Asy'ats. Muslim memang tetap yang paling dimuliakan, hingga akhirnya jatuh."
6. Guru dan Murid-muridnya
Guru-gurunya: Al-Hafizh berkata, "Dia pemah melihat dan belajar dari Ali bin Abi Thalib, Thalhah, sayyidah Aisyah, Ar-Rabi'binZiad di Khurasan pada masa Umayyah, Ubay bin Ka'ab, Sa'ad bin Ubadah, Umar bin AlKhathab (akan tetapi dia tidak bertemu dengan mereka), Tsauban, Ammar bin Yasar, Abu Hurairah, Utsman bin Abi Al-Al'Ash, Ma'qil bin Sanan dan masih banyak lagi meski dia tidak mendengar dari mereka secara langsung."
Adz-Dzahabi berkata, "Dia banyak meriwayatkan dari Imran bin Hushain, Al-Mughirah bin Syu'bah, Abdurrahman bin Samurah, Abu Bakrah, An-Nu'man bin Basyir, |undub bin Abdullah, Samurah bin ]undub, Ibnu Abbas, Ibnu Mar, Jabir, Amr bin Tsa'lab, Abdullah bin Amr, Ma'qil bin Yasar, Abu Hurairah, Al-Aswad Surai', Anas bin Malik dan beberapa sahabat dan tabi'in seperti Al-Ahnaf bin Qais dan Haththan Ar-Ruqasyi."
Murid-muridnya: Al-Hafizh berkata, "Di antara orang-orang yang meriwayatkan darinya antara lain; "Humaid Ath-Thawil, Yazid bin Abi Maryam, Ayyub, Watadah, 'Auf Al-A'rabi, Bakar bin Abdullah Al-Muzni, Jarir bin Hazim, Abu Al-Asyhab, Ar-Rabi'bin Subaih, Said Al-Jariri, Sa'ad bin Ibrahim bin Abdirrahman bin 'Auf, Sammak bin Harb, Syaiban An-Nahwi, Ibnu 'Aun, Khalid Al-Hadzdza', 'Atha' bin As-Sa'ib, Utsman bin Al-Bati, Qurrah bin Khalid, Mubarak bin Fadhalah, Ma'bad bin Hilal dan yang lain. Dan, yang paling akhir adalah; Yazid bin Ibrahim At-Tustari, Mu'awiyah bin Abdul Karim Ats-Tsaqafi yang terkenal dengan sebutan Adh-Dha'al."
7. Beberapa Mutiara Perkataannya
Dari Imran bin Khalid, dia berkata, "Al-Hasan berkata, "Sesungguhnya seorang mukmin akan bersedih pada waktu pagi dan sore hari, dan tidak ada yang lain selain itu, karena seorang mukmin itu berada di antara dua ketakutan (kekhawatiran); antara dosa yang telah lalu; dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Allah terhadap dosa-dosa itu dengan umur yang masih tersisa dan dia juga tidak tahu apa yang akan menimpanya nanti."
Dari Imran Al-Qashir, dia berkata, "Aku pemah bertanya kepada A1- Hasan tentang sesuatu, aku berkata, "Sesungguhnya Pata ahli fikih berkata, "Begini-begini." Dia berkata, "Apakah kamu memang benar-benar melihat seorang ahli fikih dengan kedua matamu? seseorang bisa disebut ahli fikih adalah dia yang zuhud di dunia memPunyai pandangan luas dan mendalam dalam agamanya (menyelami permasalahan) dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan ibadah kepada-Nya."
Dari Thalhah bin Shubaih dari Al-Hasan, dia berkata, "Seorang mukmin (sejati) adalah yang mengetahui apa yang difirmakan Allah dengan sebenar- benarnya, yang berusaha untuk melakukan perbuatan yang baik dan selalu takut kepada-Nya. Jika dia menyedekahkan hartanya walaupun seberat gunung dia akan tetap merahasiakannya, dia tidak bisa merasa sebagai orang yang baik dan saleh kecuali hanya akan menambah kejauhannya dengan Allah, dan dia berkata, "Aku tidak mungkin selamat (dari siksa Allah). Sedangkan orang yang Munafik akan berkata, "Kelompok dan dosa manusia memang banyak, dan pasti Tuhan akan mengampuniku, tidak mengapa bagiku untuk tidak melakukan perbuatan baik dengan mengharap ampunanNya."'
Dari Hisyam bin Hisan, dia berkata, "Aku pernah mendengar Al-Hasan bersumpah atas nama Allah, "Tidak ada seorang pun yang mengagungkan harta kecuali Allah akan memperhinakannya."
Dari Hazm bin Abi Hazm, dia berkata, " Akl pemah mendengar AlHasan berkata, "Berhati-hatilah dari dua teman; Dinar dan Dirham. Keduaduanya tidak akan memberikan manfaat apapun kepadamu hingga kamu meninggalkannya."
Dari Abu Ubaidah An-Naji dari Al-Hasan, dia berkata, "Wahai anak Adam, menjauhi kesalahan dan dosa itu lebih mudah bagi kalian daripada bertaubat. Karena tidak ada yang menjamin bahwa ketika kalian banyak berdosa, pintu taubat tidak akan ditutup, karena kalian tidak sedang dalam uji coba laborat."
Dari Zuraik bin Abi Zuraik, dia berkata, " Akt) pemah mendengar AlHasan berkata, "Sesungguhnya jika fitnah yang terjadi ini dihadapi, maka setiap orang yang berilmu pasti akan mengetahuinya, dan jika fitnah itu ditinggalkan maka setiap orang bodoh akan mengetahuinya."
Dari Imarah, dia berkata, "Aku sedang duduk bersama Al-Hasan, kemudian Farqad datang menghampiri kami sambil memakan makanan yang bercampur (seperti Sandwich), dia berkata, "Kemarilah, kita makan bersama!" dan berkata, " Akn khawatir jika tidak bisa menyukurinya." "Kamu bisa berterima kasih kepada air yang dingin." Sahut Al-Hasan.
8. Meninggalnya
Dari Abdul Wahid bin Maimun, budak 'Urwah bin Az-Zubair, dia berkata, "Ada seorang lelaki berkata kepada Ibnu Sirin, "Aku bermimpi melihat burung meniengkeram Al-Hasan dan tongkatnya di masjid." Kemudian Ibnu Sirin berkata, "Jika mimpi yang kamu katakan itu benar, maka Al-Hasan akan meninggal dunia." Dia berkata,"Tidak berapa lama kemudian, Al-Hasan meninggal dunia."
Dari Yunus, dia berkata, "Ketika kematian menjemput Al-Hasan, puteranya berkata, "Wahai ayah, kami lihat Anda bersedih, apakah Anda melihat sesuatu?" Dia berkata, "IttJ adalah jiwa yang belum pernah mengalaminya (kematian)."
Hisyam berkata, "Kami sedang berada di rumah Muhammad pada sore hari Kamis, kemudian setelah waktu Ashar, seorang lelaki datang, dia berkata, "Al-Hasan meninggal dunia." Lalu Muhammad mengucaPkan bela sungkawanya, wajahnya berubah dan tidak mau berbicara sedikitpury dia tidak mau berbicara hingga terbit matahari esok hari, sehingga orang-orang yang melihatnya tertegun dan kagum kepadanya atas dukanyayang sangat mendalam."
Adz-Dzahabi berkata, "Muhammad bin Sirin hidup 100 hari setelah meninggalnya Al-Hasan."
Abdullah bin Al-Hasan berkata, "sesungguhnya ayahnya meninggal pada umur 88 tahun."
Adz-Dzahabi berkata, "Dia meninggal dunia pada awal bulan Rajab, yaitu tahun 110 Hijriyah. Jenazahnya banyak dita'ziyahi masyarakat yang mau menyaksikan dan memberi penghormatan terakhir kepadanya; dengan melakukan shalat jenazah seusai shalat |um'at di Bashrah. Kemudian diusung banyak orang dan berdesak-desakan hingga waktu shalat Ashar pun tidak bisa dilaksanakan di masjid Jami' (karena banyaknya orang)."
Ada yang meriwayatkan bahwa Al-Hasan pingsan lalu sadar kembali, dan berkata, "Kalian semua telah mengingatkanku tentang surga, Pancaran air dan tempat yang mulia." Semoga Allah memberikan rahmat-Nya yang luas kepadanya, dan menyatukan kita dengannya di surga nanti.
Src : Biografi Ulama Salaf
Comments
Post a Comment